Lidik.id, Palembang – Wali Kota Palembang Ratu Dewa menanggapi beredarnya video viral yang memperlihatkan seorang guru ngaji tidak mendapat pelayanan dari Lurah Talang Betutu, Dian Pradana Putra. Dewa menyebut, insiden tersebut dipicu oleh miskomunikasi antara lurah dan warga.
“Kemarin saya datang langsung ke Kantor Lurah Talang Betutu untuk meminta klarifikasi dan mendengar langsung kronologi kejadiannya,” kata Ratu Dewa di Palembang, Rabu (22/10/2025).
Menurut Dewa, berdasarkan penjelasan lurah, peristiwa yang viral di media sosial itu berawal dari perbedaan persepsi terkait prosedur administrasi. Namun, Dewa menegaskan bahwa alasan apa pun tidak bisa dijadikan pembenaran bagi lurah untuk bersikap tidak sopan kepada masyarakat.
“Satu hal yang saya tekankan, lurah adalah garda terdepan dalam melayani masyarakat. Etika, sopan santun, dan keramahtamahan harus dikedepankan. Sekesal atau seemosi apa pun, pelayanan tetap harus diutamakan,” tegasnya.
Terkait kemungkinan sanksi, Dewa menyampaikan bahwa pihaknya masih menunggu hasil klarifikasi dari Inspektorat Kota Palembang yang akan memeriksa kedua belah pihak—baik lurah maupun warga yang merasa tidak dilayani.
Diketahui, video viral tersebut memperlihatkan Lurah Talang Betutu, Dian Pradana Putra, meminta warga keluar dari kantor kelurahan saat mengurus administrasi subsidi listrik untuk musala. Peristiwa itu menuai reaksi publik karena dinilai menunjukkan sikap kurang pantas dari seorang pejabat publik.
“Berdasarkan keterangannya, lurah mengaku sudah membantu secara administrasi. Namun, memang ada miskomunikasi yang menyebabkan situasi itu menjadi viral,” ujar Dewa.
Ia juga mengingatkan agar para pemimpin dan pelayan publik di lingkungan Pemerintah Kota Palembang menjaga etika dan profesionalitas dalam melayani masyarakat.
“Pelayanan publik adalah wajah pemerintah di mata masyarakat. Maka, kesabaran dan keramahan menjadi hal utama yang harus dijaga,” katanya.
Selain itu, Dewa turut menyoroti sikap lurah yang terlihat mengangkat kaki dan memakai sandal saat jam kerja dalam video tersebut. Ia menilai tindakan itu tidak mencerminkan etika seorang aparatur sipil negara.
“Etika bekerja itu penting. Mengangkat kaki saat melayani warga, apalagi masih memakai sandal di jam dinas, tentu tidak pantas. Kita harus bisa menjadi contoh bagi masyarakat,” tegasnya.
Ratu Dewa pun meminta seluruh lurah dan ASN di lingkungan Pemerintah Kota Palembang menjadikan kejadian ini sebagai pelajaran agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.









Discussion about this post