Lidik.id, Palembang – Psikolog Lita Gading memberikan pandangannya terkait perilaku kontroversial Lady Pramesti Aurellia, seorang dokter koas yang sedang menjadi sorotan publik. Dalam unggahan di akun TikTok-nya, @litagading5, Lita menyampaikan analisisnya tentang peran pola asuh yang permisif dalam membentuk karakter Lady. Video yang diunggah Lita memiliki caption, “Pola Asuh yang permisif membentuk anak menjadi sesuatu yang tidak punya daya juang.”
Dalam video tersebut, Lita Gading menjelaskan bahwa usai menjadi pembicara di program Catatan Demokrasi TV One, ia merasa perlu untuk meluruskan persepsi publik mengenai kasus ini.
“Gais, aku baru saja dari TV One. Kalian nonton nggak saya tadi di Catatan Demokrasi? Seru banget lho. Jadi, saya tidak membela siapapun, tapi saya meluruskan siapa yang salah dan yang benar,” katanya.
Lita menjelaskan bahwa Lady Pramesti menunjukkan perilaku yang mencerminkan hasil dari pola asuh yang tidak sinkron. “Lady ini dengan posisi seperti ini akibat dari pola asuh yang tidak sinkron. Inilah yang membuahkan hasil seperti dia yang tidak bisa bertahan (survival), tidak punya daya juang, impulsif, serta kurang baik dalam bersosialisasi dan berinteraksi dengan senior,” ujar Lita.
Ia juga menyoroti pentingnya tanggung jawab dalam profesi kedokteran, terutama saat memasuki tahap koas. “Koas itu tanggung jawabnya besar sekali, baik kepada diri sendiri maupun lingkungan. Keberhasilan dalam tahap ini sangat bergantung pada perjuangan individu, bukan orang lain,” tegasnya.
Lita juga mengkritik orang tua Lady yang dianggap terlalu ikut campur dalam urusan anaknya, termasuk jadwal praktek. Menurutnya, hal ini justru memperburuk kondisi Lady.
“Orang tua tidak boleh ikut campur dalam urusan seperti ini. Mereka seharusnya membimbing anak menjadi dewasa dan mampu menyelesaikan masalahnya sendiri,” jelasnya.
Dalam penutupnya, Lita menyampaikan pesan kepada pihak kuasa hukum Lady agar bersikap adil dalam membela klien.
“Kuasa hukum tidak boleh membenarkan semua tindakan kliennya. Anda, Lady, dan ibunya itu salah besar. Perlu introspeksi dan berpikir secara realistis,” tegasnya.
Video ini menuai beragam respons dari warganet, banyak yang mendukung pandangan Lita, namun tidak sedikit pula yang mempertanyakan analisisnya. Lita sendiri menegaskan bahwa pandangannya didasarkan pada fakta dan pengalaman sebagai psikolog.
“Salam Lita Gading,” tutupnya dalam video tersebut.
Discussion about this post