Lidik.id, Palembang – Di balik sorotan kamera saat wisuda Universitas Multi Data Palembang (UMDP), berdirilah seorang pemuda dengan toga dan senyum penuh rasa syukur. Namanya Rizky Arya Pratama. Di dadanya tersemat predikat Cum Laude. Namun, di hatinya, gelar itu adalah milik banyak orang terutama ayahnya, sang buruh harian yang tak pernah lelah bekerja demi masa depan anak-anaknya.
Lahir dan tumbuh di tengah keterbatasan, Rizky putra pasangan dari Bapak Sulardi dan Ibu Siyem. Ia merupakan putra bungsu dari enam bersaudara, sejak kecil sudah biasa dengan perjuangan. Ayahnya hanya lulusan SMP, tetapi semangatnya untuk memastikan anak-anaknya mendapat pendidikan terbaik tak pernah surut. Dalam sehari, sang ayah bisa mengerjakan hingga tiga jenis pekerjaan berbeda. Tangan kasarnya bukan hanya saksi kerja keras, tapi juga lambang cinta yang tak terucap.
“Ibu saya tak pernah lelah mendoakan. Ayah saya tak pernah menyerah bekerja. Hidup kami mungkin sederhana, tapi semangat mereka luar biasa,” ungkap Rizky dengan mata yang berkaca-kaca. Selasa (20/5/2025).
Rizky bukan anak tunggal. Kakaknya pun menorehkan prestasi membanggakan, meski harus berkali-kali menunda keinginan pribadi demi adik-adiknya. Dalam keluarga kecil itu, pengorbanan adalah bahasa cinta sehari-hari.
Tak puas hanya dengan nilai akademik, Rizky aktif di berbagai organisasi kampus, forum nasional hingga internasional, dan pernah mengikuti Summer School di Universiti Teknologi Malaysia. Bersama timnya, ia bahkan meraih juara pertama dalam kompetisi proyek 3D Printing—prestasi yang semakin menegaskan bahwa mimpi anak buruh tak kalah tinggi.
“Kami tak punya banyak uang, tapi kami punya harapan dan kerja keras,” ujarnya.
Bagi Rizky, kesuksesan tak pernah ditakar dari isi dompet, melainkan dari seberapa besar tekad yang ditanam dan dikawal oleh cinta orang tua.
Kini, gelar Cum Laude yang ia raih bukan sekadar milik pribadi. Itu adalah persembahan untuk sang ayah, ibu, dan kakak tiga sosok yang menjadi bahan bakar dalam setiap langkahnya. “Kalau hari ini saya disebut Cum Laude, maka itu adalah nama lain dari Ayah, Ibu, dan Kakak saya,” tutupnya.
Kisah Rizky adalah pengingat bahwa harapan tak pernah mengenal batas ekonomi. Di balik peluh seorang buruh, selalu ada harapan besar yang tengah menunggu untuk diwujudkan.
Discussion about this post