Lidik.id, Palembang – Pengumuman perubahan pengelolaan Teman Bus Palembang pada 31 Desember 2024 menyisakan kebingungan bagi banyak sopir yang dirumahkan akibat pengurangan operasional. Kini, hanya Koridor 2 yang beroperasi, sedangkan empat koridor lainnya diberhentikan sementara waktu.
Menurut Hendra, salah satu sopir Teman Bus, situasi ini membuat rekan-rekannya bingung mencari pekerjaan baru.
“Itulah dak tau, banyak yang pening kawan-kawan nih, begawe apo,” ujarnya.
Hendra menjelaskan bahwa beberapa sopir mencoba mencari pekerjaan di tempat lain, sementara sebagian masih berharap dipanggil kembali jika operasional koridor lainnya dilanjutkan.
“Yang cak tahu kemarin tuh kayak ini jugo, banyak lah begawe tempat lain, dak tau dipanggil lagi. Jadi balek lagi, ado sebagian idak. Yang gawenyo agak enak idak balek lagi, kalo masih serabutan, balek lagi ke sini,” katanya.
Sebelumnya, Teman Bus Palembang memiliki 5 koridor operasional yang melayani berbagai rute di kota ini:
1. Koridor 1: Terminal Alang-Alang Lebar – Masjid Agung
2. Koridor 2: Terminal Sako – Palembang Icon
3. Koridor 3: Palembang Icon – Plaju
4. Koridor 4: Terminal Alang-Alang Lebar – Talang Betutu
5. Koridor 5: Palembang Icon – Talang Kelapa

Namun, mulai 1 Januari 2025, menurut informasi dari akun Instagram @transportforpalembang, hanya Koridor 2 yang beroperasi menggunakan 13 unit microbus Mitsubishi Fuso Canter FE71L BC, dengan rincian 12 bus beroperasi dan 1 unit sebagai cadangan.
Pengelolaan Koridor 2 kini berada di bawah Kementerian Perhubungan RI, sementara pengelolaan koridor lainnya diserahkan kepada Dinas Perhubungan Kota Palembang.
Penghentian operasional Koridor 1, 3, 4, dan 5 berlangsung untuk waktu yang belum diketahui. Adapun layanan Feeder Musi masih tetap berjalan di semua koridor.
Hendra juga menyoroti jadwal kerja sopir yang sebelumnya cukup fleksibel, dengan libur seminggu sekali dan sistem kerja setengah hari.
“Libur seminggu sekali, tergantung jadwalnyo. Tiap sebulan sekali liburnyo pindah hari. Gawenyo setengah hari, misal dari pagi sampe siang kayak jam 12-1,” katanya.
Para sopir berharap pemerintah segera memberikan peluang untuk kembali bekerja. Bagi sebagian besar dari mereka, pekerjaan sebagai sopir Teman Bus menjadi tumpuan ekonomi keluarga.
Kondisi ini mencerminkan tantangan besar dalam manajemen transportasi publik, khususnya dalam memberikan solusi bagi pekerja yang terdampak perubahan kebijakan. Sementara itu, warga Palembang berharap layanan transportasi beroperasi di seluruh koridor seperti sebelumnya, atau lebih baik lagi.








Discussion about this post